Senin, 25 Mei 2009

Bercermin Pada Paolo Maldini, Il Grande Difensore

Musim ini akan menjadi musim terakhir Paolo Maldini bermain dalam kompetisi resmi. Beliau memutuskan gantung sepatu di akhir musim ini.

Mari menengok sosok Maldini. Paolo Maldini telah bermain untuk Milan sejak umur 16 tahun. Dan sekarang usianya sudah menginjak 41 tahun. Telah hampir 25 tahun lamanya Paolo mengabdi pada Milan. Beliau adalah produk asli binaan sekolah sepakbola AC Milan. Selama usia bermain sepakbolanya itu, Paolo tidak pernah berganti klub, bahkan saya yakin terbersit dalam hatinya untuk pindah klub pun tidak. Gajinya tidak pernah berada dalam list tertinggi gaji pemain Milan. Akan tetapi jangan tanya ketika dia bermain di lapangan, sangat lugas dan menjadi sosok yang dihormati kawan dan dihormati lawan. Hal ini beliau lakukan dengan konsisten, sampai usianya menginjak 41 tahun,fisiknya masih dapat dibilang bagus untuk permainan sepakbola profesional.

Selama 25 tahun berada di Milan, sudah banyak sekali gelar yang telah ia persembahkan. 7 scudetto, 5 piala Champions dan banyak lagi gelar lain. Benar-benar dedikasi tiada henti. Ketika banyak rekannya silih berganti pergi dan masuk, ia tetap berada di Milan, berdiri di sana dan memimpin skuad Milan guna meraih prestasi tertinggi.

Semua hal itu menunjukkan dedikasinya, loyalitasnya dan harganya sebagai seorang legenda dalam persepakbolaan dunia. Baginya, dedikasi dan loyalitas bagi AC Milan adalah yang utama, mengalahkan segalanya bahkan uang. AC Milan adalah darah dan nyawanya. Paolo Maldini telah menjelma menjadi AC Milan itu sendiri.

Kita harusnya bisa belajar banyak hal dari pribadi seorang Paolo Maldini. Sebagai mahasiswa yang menempa ilmu di kampus rakyat, sudah sepantasnya kita berdedikasi tinggi layaknya Maldini. Berdedikasi bagi rakyat Indonesia sekalian, bukan hanya menjadi orang yang mencari kenyamanan diri sendiri. Kalau saja Maldini mencari kekayaan dan popularitas, ia bisa mendapatkannya dengan mudah dengan cara berpindah klub. Tapi itu tidak dilakukannya. Itu juga menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa uang dan pamor memang bisa dikejar, tapi itu bukan yang utama. Keutamaannya ada pada loyalitas, dedikasi dan kemauan kita untuk bekerja keras bagi apa yang sudah menjadi tanggung jawab kita, tanggung jawab untuk membangun bangsa ini. Layaknya Maldini yang melakukan segalanya demi AC Milan. Mari kita belajar banyak pada sosok Paolo Maldini, sang legenda.

Tidak ada komentar: