Kamis, 30 April 2009

Silicon Farmer

ini saya repost dari blog saya:

puisi dari (Alm) Prof. Samaun Samadikun, guru besar ITB dari Teknik Elektro, semoga bermanfaat

PETANI SILIKON

Kami adalah petani silikon…

Lahan kami adalah silikon…

Garapan kami adalah silikon…

Hasil kami adalah silikon…

Kami pupuk silikon dengan boron…

Kami pupuk silikon dengan fosfor..

Kami cangkul silikon dengan plasma..

Kami siram silikon dengan metal…

Berjuta transistor tumbuh dengan subur…

Beribu gerbang terkait dan terukur…

Sinyal diubah menjadi informasi…

Informasi dituai untuk sarapan rohani…

Dan semua usaha untuk kemakmuran bangsa…

Dan semua kelelahan untuk keagungan manusia…

Dan semua hasil adalah hasil karunia-Nya…

Dan petani silikon terus berusaha...








Sebuah Cerita

Sebuah Cerita

Dharma Poetra

Air mata Ibu, pelukan Bapak,

mengiringi langkah pertama meninggalkan nagari.

Berat rasanya meninggalkan kampung halaman, tempat ku lahir dan dibesarkan

sawah, ladang, hutan, handai tolan.

Menyeberangi lautan, lepas dari tanah Andalas,

melanjutkan perjalanan hidup,

menambang butir-butir kebijaksanaan.


Dan aku berjalan sendiri kini, disini,

meninggalkan sahabat, meninggalkan kenangan masa lalu,

mencoba mengukir masa depan,

menorehkan lembaran baru di album kehidupanku.

Cemas dan bahagia bercampur, mengaduk-adu jantung,

saat menapakkan kaki di negeri baru.

Babak baru perjalanan dimulai.


Musim berganti, waktu terus berjalan.

Purnama terus datang dan pergi,

dan hidup tak seindah pelangi di sore hari.

Hujan badai, topan dan petir menyambar-nyambar,

menguji kekukuhan, menumbangkan, menampar-nampar, membakar.

Pernah aku roboh dan terbakar,

dan embun pagi menumbuhkan tunas harapan baru.

Tertatih-tatih mencoba bangkit


Semilir angin membawa doa Ibu,

kicau burung mengabarkan nasihat Bapak,

kukirimkan sembah sujud melalui bintang,

kusampaikan peluk cium dengan matahari pagi,

dan rembulan membawa kabar berita.


Lama aku duduk bersimpuh, terdiam

menangis tersedu-sedu,

rindu belaian Ibu, teringat petuah Bapak,

gurau canda ria dengan dan kehangatan rumah.


Dan perjalanan ini masih panjang,

cerita ini terus bersambung,

sehingga aku belum bisa pulang,

sebelum kubawa mahkota Bangga,

kuhadiahkan

Harapan dan cita-cita memberati pundak,

semakin lama, semakin berat.


Secangkir kopi panas dan sebatang kretek di pagi hari,

kebiasaan warisan Bapak.

Mata ini merah berair bukan karena asap,

dan aku terengah-engah berlari menggapai mimpi.

Aku mulai membenci hujan,

mengingatkan hangatnya dekapan Ibu.


Kumatikan lampu kamar,

kutatap langit melalui jendela kamar yang berembun.

Langit mendung, seakan ikut merasakan rindu ini.


Ah, terlalu lama aku tenggelam dalam kesedihan,

terlalu lama aku terhenti, padahal jalan masih panjang.

Padahal perjalanan masih jauh dari tujuan,

jarum jam masih terus berdetak, matahari pasti akan bersinar lagi.


Esok pasti menyongsong,

walau perlahan, aku akan tetap melangkah.

Karena ada waktunya aku berlari,

ada waktunya aku berjalan perlahan terseok-seok.

Walau terjatuh, harus segera berdiri.


Luka adalah bagian dari cerita perjalanan.

Walau perih dan berdarah, pasti akan mengering dan sembuh.

Keping-keping kearifan tidak didapatkan dengn mudah


Akan tiba suatu saat,

ketika perjalanan mencapai tujuan.

Bintang-bintang menunjukkan arah,

desir angin menyanyikan hymne,

hutan, sawah, ladang menyambut kedatangan,

seperti sahabat lama bertemu kembali.


Saat itu aku akan kembali,

membawa oleh-oleh yang sangat berharga.

Berlari bergegas ke halaman rumah,

mendekap Ibu, memeluk Ayah,

dan berbisik:

”Aku Pulang”

Senin, 27 April 2009

antara jazz dan fisika

Ya menurut bung wikipedia jazz itu adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa.

Musik jazz banyak menggunakan gitar, trombon, piano, terompet, dan saksofon. Salah satu elemen penting dalam jazz adalah sinkopasi. Ini langsung dikopi paste dari tempat bung wiki, kenapa? karena jujur saya tidak tahu asal muasal dari musik jazz sebenernya dan akhir saya cari mencari itu kata jazz di tuan google dan berakhir pada bung wiki.

Kemaren lagi-lagi saya menikmati musik jazz dalam acara it jazz di deket kampus dan ya menarik dan saya coba lihat disekitar saya, suasana terasa sepi sunyi senyap orang-orang pada nikmatin dengan dunianya masing-masing dan yang bermain musik juga sama saja. seolah dunia hanya milik dia saja. dan hanya terdengar beberapa yang tepuk tangan. haha.

dan begitu pula fisika modern, kelahiran jazz dan fisika modern sama-sama di awal abad ke-20, suatu revolusi pemikiran dan kerangka yang tidak biasa. susah tuk dimaknai secara nalar orang awam. dan hanya sedikit yang menikmati dunia jazz dan fisika modern, sebuah proses pemerdekaan diri atas musik dan fisika klasik yang ada selama ini.

kalau saya boleh menganalogikan musik jazz bagaikan fisika kuantum musik lembut namun unpredictable dan menarik jika benar-benar bisa dipahami dan sama dengan fisika kuantum yang bermain di orde-orde kecil sekali dan penuh dengan probabilitas yang menarik tuk dibayangkan dan hanya sedikit yang mampu tuk membayangkannya. orang akan terpesona dengan jazz dan kuantum jika dijelaskan dan dimainkan keindahannya masing-masing.

wajar ketika para pakar ilmu sains kebanyakan sangat mengagumi dan jatuh hati pada jazz mungkin karena kesamaannya. kesamaan cara pandang dan pola pikir. pola pikir yang acak, chaos, dari ketidakteraturan untuk menjadi teratur dan sesaat bisa pula menjadi sebaliknya.

inilah jazz itulah fisika, saya pun tidak begitu sangat mengerti tentang jazz dan fisika ketika hanya dipertontonkan dengan tulisan-tulisan bahasa matematis atau partitur tetapi akan jauh menarik dan indah ketika saya mampu tuk gambarkan dan mainkan dalam imajinasi di otak saya meskipun hanya sekedar menerawang, dan saya masih dalam tahap tuk berusaha mencari keindahannya.

jazz dan fisika benar-benar indah. semoga keteraturan ini ada benarnya!

-repost dari science for humanity-

pertamax!

pertamax kakak! up up!

Selamat datang di blog kami, blog orang-orang yang mengaku sedang menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung serta orang-orang yang secara sengaja maupun tidak sengaja masih berstatus ataupun sudah tidak lagi berstatus mahasiswa di Institut Teknologi Bandung.

Ini adalah blog bersama di antara para kontributor yang saat ini belum ada dan segera akan ada dan akan bertambah nantinya. Blog berisi tentang tulisan-tulisan yang tidak secara harfiah melainkan ketikkan-ketikkan dari si empunya penulis bisa jadi saya, bisa jadi kamu, dan bisa jadi dia. Tetapi kami bukanlah makhluk jadi-jadian seperti yang ada dicerita rakyat atau sinetron-sinetron yang ada di televisi, tapi kami manusia seperti anda yang sedang membaca blog ini, manusia normal yang melakukan kegiatan sehari-hari seperti halnya manusia yang lain yang mungkin secara subyektif dinilai sebagai manusia normal.

Inilah saya, inilah kamu, inilah dia, dan inilah kami. Kami hanya ingin sekedar menulis, menulis apa yang ada dipikaran kami saat kami akan menulis atau pikiran yang telah ada sebelum-sebelumnya tetapi ingin dituliskan di sini. Kami bukan orang baik-baik, bukan pula orang jahat-jahat, tetapi kami punya niat baik, dan terkadang khilaf seperti manusia pada umumnya walau di lain sisi kami dituntut oleh keyakinan dan idealisme kami bahwa kami haruslah tidaklah melakukan kejahatan, mungkin sedikit kenakalan tidak masalah (haha). Kami ingin berbagi tentang ilmu pengetahuan yang telah kami dapatkan, kami ingin berbagi tentang apa yang kami alami dalam kehidupan masing-masing dari kami, kami ingin berbagi kenakalan kami, kami ingin berbagi apa yang ingin kami bagi, kami ingin berbagi tentang rasa kami tentang negara ini, tentang bangsa ini, tentang Indonesia kami, dan kami ingin orang-orang tahu bahwa kami bermacam-macam yang terasa menarik dalam kehidupan.

Saya rasa cukup keisengan saya untuk menulis seenaknya pada postingan pertama karena memang inilah enaknya menjadi momod. Tapi saya rasa, saya perlulah minta maaf pada anda-anda yang merasa tertipu oleh saya (tolong maafkan), dan maafkan saya Tuhan jika saya khilaf hari ini menulis seenak apa yang ada dalam pikiran saya saat ini. Semoga blog ini berguna, bermanfaat, dan berkembang bukan hanya sekedar untuk kami tapi untuk anda-anda yang membaca. Terakhir blog ini memang "pena ganesha", dan diawali dengan "kalau gajah bisa menulis?" saya pasti senang memelihara gajah (haha) tapi bukan itu maksud saya melainkan untuk anda-anda yang tidak tahu bahwa kami bukanlah gajah, gajah adalah hewan yang ada di sebelah kampus kami, gajah adalah lambang kampus ini, gajah yang bernama ganesha, dan kami merasa harus seperti ganesha bukan untuk menjadi gajah duduk di bawah tiang bendera, tapi untuk memberikan perubahan berarti untuk Indonesia. Sekali lagi mudah-mudahan ini bukan retorika semata dan sekali lagi maafkan saya Tuhan.

Untuk almamater dan Indonesia kami tercinta!